Dolan Dadakan ke Pantai Batu Bengkung
Malang, 2 Juni 2015
Awal minggu di bulan Juni, kecium sudah bau-bau liburan
panjang. Kantor secara mendadak mengumumkan ngadain outing seluruh karyawan ke
Jogja selama 3 hari untuk weekend ini. Kapan lagi coba ada acara rekreasi
rame-rame dari kantor? Ke Jogja pula? Di-iya-in aja deh, ikutan walo harus
numpuk banyak kerjaan. Senin kemarin HARPITNAS ( Hari Kecepit Nasional )
rasanya udah nggak fokus aja kerja, bawaannya pengen main terus dan segera
cepet-cepet hari Kamis.
Nah, yang ini juga serba dadakan. Memanfaatkan waktu libur
yang cuma sehari, temen ngajakin ke Pantai Batu Bekung. Awalnya iseng, si
Gandos ngajakin pergi ke pantai selatan yang belum pernah ia kunjungi. Kirain
bakal naik sepeda motor boncengan berdua eh ternyata dia bawa mobil. Karena
pergi berdua begitu garing saya menculik Kag May dan Gandos ngajak temennya 2
pasang. Pas sudah mereka sepasang-sepasang.
Niatnya sih berangkat dari Malang pukul 9 pagi tapi yang
terjadi molornya gila-gilaan
. Ya maklum lah ya akibat rencana dadakan dan nggak ter-planing sama sekali. Setelah habis menyusul jamaah di sana sini, kita berangkat dari Malang menuju Sendang Biru jam 1 lebih. Bisa dibayangin kan nyampe pantai nanti jam berapa?
. Ya maklum lah ya akibat rencana dadakan dan nggak ter-planing sama sekali. Setelah habis menyusul jamaah di sana sini, kita berangkat dari Malang menuju Sendang Biru jam 1 lebih. Bisa dibayangin kan nyampe pantai nanti jam berapa?
Setelah menempuh perjalanan kira-kira sekitar 2 ½ jam
barulah kita sampai di Pantai Batu Bekung. Pantai ini terletak di desa Gajah Rejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten kota Malang (57 km dari Kota Malang). Untuk menuju pantai ini tidaklah
sulit karena akses jalannya sudah terpampang nyata. Jalur Lintas Pantai Selatan
sekarang sedang dalam proses pembenahan. Mulai dari Pantai Sendang Biru –
Pantai Kondang Merak jalannya bakal segera diaspal. Bukit-bukit di kanan kiri
jalan mulai ‘dipapras’, biar nggak banjir selokan mulai digarap, nggak heran
kalau kemarin waktu melewati jalan ini banyak kendaraan proyek lalu lalang.
Dimanakah lokasi Pantai Batu Bekung? Kalau lewat jalur
Sendang Biru nanti ketika ada pertigaan beloklah ke kiri ke arah Pantai Goa Cina.
Banyak pantai-pantai yang sudah mulai dibuka disepanjang Jalur Lintas Pantai
Selatan ini. Ada Sendang Biru – Clungup – Gatra – Tiga Warna – Goa Cina – Bajul
Mati – Jelangkung – Batu Bekung – Nganteb – Balekambang – Panjang – Kondang
Merak dan masih ada pantai-pantai tersembunyi yang tak bernama di sepanjang
jalur ini. Masuk ke kawasan Pantai Batu Bekung harus bayar Rp. 5000 /
orang. Fasilitas di kawasan ini minim sekali, terdapat 3-4 warung yang
menyediakan makanan dan minuman. Kamar ganti untuk bilaspun cuma terpusat di
satu lokasi.
Pemandangan yang ditawarkan di Pantai Batu Bekung sangat
memanjakan mata. Kawasan ini tersembunyi dibalik perbukitan, buat kamu yang
berjiwa petualang bisa mencoba menaiki bukit Batu Bekung. Pemandangan dari atas
bukit tampak seperti Pantai Klayar yang ada di Pacitan. Harap ekstra hati-hati
ketika treking di bukit ini karena masih minim pengaman. Coba bayangkan kamu
berjalan dan di salah satu sisimu langsung laut lepas dengan deburan ombak khas
pantai selatan.
Pengen pemandangan yang super amazing? Kamu bisa naik lagi
memanjat karang dengan bantuan tali pengaman hingga sampai ke puncak bukit. Saya berpikir kalau pantai ini merupakan spot terbaik untuk
menyaksikan matahari tenggelam. Dengan bukit yang sedikit menjorok ke laut dan
menghadap ke barat, next time harus mencoba bermalam di sini. Nah, satu hal
lagi yang saya suka dari pantai ini adalah kita bisa berenang sesuka hati dan
nggak takut tergulung ombak ganasnya pantai selatan. Ada kolam yang terhalang
karang dengan kedalaman yang bervariasi. Rasanya pengen ‘nyemplung’ waktu
melihat kolam ini, tapi sayang saya nggak membawa baju ganti.
Sore akan berganti malam, beberapa pemuda penduduk sekitar
kompak membersihkan area pantai dari sampah yang ditinggalkan pengunjung.
Mereka mengumpulkan sampah-sampah untuk dipisahkan dan dibakar. Saya yang
‘kengangguren’ juga sempat membantu mereka mengumpulkan sampah sambil bertanya
tentang jalur lintas selatan yang tembus sampai ke Balekambang.
Hari mulai gelap, kami pun pulang dan beranjak menuju Malang
melewati jalur lintas selatan. Ini adalah pertama kalinya kami mencoba jalur
tersebut malam-malam. Kata bapak penduduk sekitar jalurnya sudah enak untuk
dilewati. Jalurnya sih belum di aspal, tanah padat lumayan datar sedikit
bergeronjal dan ternyata cuma butuh waktu 20 menit melewati jalanan ini. Jadi
kalau besok-besok mau ke pantai ini lebih baik lewat jalur Balekambang saja
ndak usah memutar lewat Druju.
Penduduk sekitar membakar sampah yg ditinggalkan pengunjung |
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak