Puncak Mahameru Tunggu Aku Di Lain Waktu ( Baca: Tunggu Aku Kurus )




Masih edisi bersih-bersih, 
Kali ini nemu folder foto waktu melakukan Pendakian Semeru di tahun 2017 bersama Mbak Siwi dan Mas Dodi. Menurutku ini adalah pendakian terbaik yang pernah aku lakukan. Yaa meski pun nggak sampai puncak Mahameru hehe.
Mendaki itu bukan sekedar naik turun gunung, tapi tentang dengan siapa kamu mendaki. Bikin rencana yang koyok yok yok o eh tapi pas mendekati hari H pada nggak jadi berangkat, sering! sampe KZL tapi ya mao gimana lagi?

Rekan sependakian yang nggak rewel dan tahu menempatkan dirinya itu sesuatu yang .... hhhmm yang apa ya? wadidaw perbendaharaan kataku kok minus gini sih T.T Jadi, intinya 2 makhluk yang mejeng di foto bawah ini best team menurutku. Jarang ketemu sama Mbak Siwi dan baru kenal di hari itu juga sama Mas Dodi tapi kami bertiga sudah 'klik', ada semacam chemistry suatu getaran kosmis dan kami bertiga ada dalam 1 frekuensi yang sama.


Best team mejeng depan Jeep

Biasanya saat mendaki bersama teman-teman, aku selalu jadi seksi sibuk yang mengurusi perijinan, transportasi, logistik hingga peralatan kelompok. Dan, di pendakian kali ini aku bebas tugas. Semua dihandle sama yang namanya Mas Dodi. Fyi, saat melakukan pendakian ini berat badanku lagi berat-beratnya, 1 kwintal dikurangi 10 kg. 


Mbak Siwi lagi mejeng depan relief

Antrian Loket Formulir 

Mbak-mbak hits
Sekedar mengingatkan untuk teman-teman yang ingin melakukan pendakian ke Semeru ataupun ke Ranu Kumbolo. Siapkan fisik dan peralatan yang mendukung ya, jangan sampai salah kostum dan menyepelekan printilan-printilan pendakian. Waktu itu kebarengan sama rombongan mbak-mbak hits yang katanya mau ke Ranu Kumbolo. Satu rombongan terdiri dari 5 cewek bawa daypack dan 1 orang cowok bawa tas carrier. Dalam hati aku mbatin, kasihan lihat cowoknya dipulosoro. Waktu nyampe di Ranu Pane dan ngurus perijinan mereka ga diijinkan untuk ke Ranu Kumbolo gara-gara peralatan yang nggak lengkap. Yaa bisa dibayangin kalau mereka ngotot ke Rakum dan ngecamp di sana. 6 orang ga bawa tenda cuma modal 2 sleeping bag. Yaa njegideg kademen! Akhirnya mereka memutuskan untuk turun ke Bromo.

Kabut Rakum 

Gundam Jalan-Jalan

Sarapan sehat 
Hari pertama, dari Malang - Tumpang - Ranu Pane lalu lanjut trekking menuju camp Ranu Kumbolo. Di perjalanan bertemu dengan adek-adek pendaki dari Surabaya yang baru pertama kali mendaki ke kawasan ini. Akhirnya ngecamp berdekatan dan berbagi shelter serta sharing ilmu. Aku dulu pernah di posisi mereka, asal mendaki belum mengerti manajemen waktu dll.

Selepas magrib kami baru sampai di camp Rakum, langsung mendirikan tenda dan membuat makan malam. Dinginnya Rakum membuat kami hanya berdiam diri haha hihi di tenda hingga tertidur.

Hari kedua pendakian,
Kabut tipis menyelimuti Ranu Kumbolo, kami bersiap untuk menyambut mentari sembari membuat teh hangat. Hari ini agendanya adalah berjalan hingga camp Kalimati sebelum tengah malam lanjut menuju puncak Mahameru.

Sebenarnya saya sudah sering melakukan pendakian ke kawasan TNBTS, tapi selalu hanya sampai di pos Ranu Kumbolo. Kalau dihitung-hitung sudah 3 kali, dan akhirnya bersama mbak Siwi dan mas Dodi baru kesampaian lanjut sampai pos Kalimati.

Pendakian pertama di tahun 2007 waktu masih duduk di bangku SMA. Kawasan TNBTS sebelum era film 5 CM benar-benar masih perawan, beruntung masih sempat merasakannya. Pendakian kedua di tahun 2015 mengantar seorang teman dari Bali. Pendakian ketiga di tahun 2016 bersama rekan-rekan kantor dan di tahun 2017 adalah yang keempat.


Pos Cemoro Kandang

Istirahat sama adek-adek pendaki dari Sby
Sekitar sore hari kami sudah sampai di pos Kalimati. Mencari kaplingan tempat untuk mendirikan tenda dan menyempatkan diri untuk segera tidur sebelum lanjut ke puncak tengah malam. Kapok rasanya mendaki saat musim pendakian, ramenya nggak ketulungan. Niat hati ingin mencari kedamaian eh yang ada malah kebisingan.

HHmm gimana ya menggambarkannya? Suasana senja di Kalimati benar-benar tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Waktu itu langitnya cerah sekali, sorot jingga matahari tampak menghiasi puncak Mahameru. Aku sempat termenung melihat pemandangan puncak Mahameru yang super duper indah. Perjalanan menggapai Mahameru paling berat dengan medan pasir dan batu ditambah harus antri jalan dengan pendaki lain.
Zaku II & RX 78-2

Sore di Kalimati

Gundam in action

Senja di Kalimati

Usai tidur yang cuma beberapa jam, tepat tengah malam Mas Dodi membangunkan kami. Dinginnya Kalimati terasa hingga menusuk tulang. Perjalanan menggapai Mahameru paling berat dengan medan pasir dan batu ditambah harus antri jalan dengan pendaki lain pun dimulai.

Semula yang kukira hanya cerita, benar-benar kejadian di pendakian saat itu. Salah seorang pendaki dari rombongan Jakarta meninggal dunia karena tak sempat menghindari batu yang jatuh dari atas. Aku masih mengingat dengan jelas suasana mencekam saat itu. Bongkahan batu sebesar 4 kali kepala manusia jatuh menggelundung dari atas dengan sangat cepat. Panik! Orang-orang berteriak 'Awas Batu, kiri-kiri!' selama 30 menit perjalanan sempat terhenti.


Usai kejadian batu jatuh

Matahari terbit tapi bulan masih tetap eksis
Berat, aku tak kuat dan nyerah! mas Dodi yang dengan sabar menemani dan memberi semangat di jalur pasir akhirnya tancap gas menyusul mbak Siwi yang sudah sampai di Puncak duluan. Kalau sampai jam 9 aku belum sampai puncak berarti aku sudah turun duluan. Ya, seperti itu ucapan perpisahanku dengan mas Dodi. Padahal tinggal 1 jam lagi aku sampe tapi aku pilih turun dan menyerah. Nggak nyesel sih bisa sampai di titik ini, karena mendaki itu sejatinya bukan puncak tujuannya. Aku mendaki hanya ingin merasakan suasana dan menikmati alam sekitar.

from where i sit

Gunung Kawi dan Gunung Arjuna di kejauhan

Aku menyerah di sini

Mereka turun dan dadah dadah

maaf, aku tak kuat lanjut

bukan sedang iklan ya

salah pake sepatu running

melihat mereka turun membuatku makin males untuk naik

Saat istirahat di Kelik




Muka gempor habis dihajar tanjakan pasir

#teammendakiantimieinstan

bihun goreng

mbak Siwi di dalam tenda tocubic

blue sky

foto bareng dulu sebelum pulang

tempat penuh kenangan

air danau naik sampai di batas tempat pemujaan


Pulang naek pick up

See you on the next trip

Next time aku pengen remidi menggapai Puncak Mahameru dengan kondisi dan persiapan yang matang. Nurunin berat badan biar sedikit proporsional, pake sepatu yg proper dan geiter. Semoga saja masih diberi waktu.  Mahameru tunggu aku pasti akan kembali.

Komentar

Postingan Populer