Menanti Pergantian Tahun Bersama KL Crew

Setahun cepat berlalu dan tak terasa sudah memasuki tahun 2014. Menghabiskan malam tahun baru kemarin saya dan teman-teman memilih untuk 'membakar' kantor. Tanggal merah harusnya kantor libur tapi tidak dengan kami, perusahaan ini adalah sebuah perusahaan yang tak ada liburnya demi ketersediaan informasi buat seluruh pembaca setia. Jadilah para pejuang PV yang kebagian tugas jaga kandang di hari libur membuat acara sendiri. Mengingat banyak teman yang nasibnya sama, maka tercetuslah ide bakar-bakar ini.


Mbak Ule sebagai wanita paling senior diantara kami bertugas berbelanja menyediakan bahan konsumsi yang akan digunakan saat malam tahun baru. Entah apa saja yang sudah dibelinya, yang saya tahu si mbak ini datang-datang membawa 2 kresek belanjaan. Saya pikir cuma mau bakar jagung saja, ternyata acara bakar-bakar tersebut penuh dengan makanan istimewa. Ada daging ayam yang entah pesanan siapa dan yang paling wow itu, ada daging sapi diantara barang belanjaan itu. Rupanya teman-teman menginginkan pesta barbeque, jadi bisa dibilang acara kemarin itu lebih banyak makanan westernnya.

Daging ayam, daging sapi, paprika semua ditusuk tusuk 
Ternyata usut punya usut, daging sapi tersebut adalah pesanan mas Charis. Mas yang satu ini rupanya punya taste masak memasak yang bagus. Jarang lo ada cowok yang mau ikut rea reo ngriwuki mencacah bahan mentah seperti mas yang satu ini. Untuk menyiapkan bahan-bahan mas Charis dibantu dengan mbak Nana. Wah kalau tidak ada mbak Nana mungkin acara 'bakar' kantor ini gak bakal terlaksana.

Malam itu semesta tak mendukung, hujan rintik sejak sore membuat teman-teman yang lain datang telat ke kantor. Sekitar pukul 7-8 malam semua sudah berkumpul, mas Ichul dan mbak Riris pergi berbelanja keluar sebentar membeli  tambahan ransum. Saya berkutat dengan arang dan seputar pembakaran, sempat kesulitan dan bingung karena arang tak juga membara. Sepertinya ilmu survivalku tak bisa membantu kalau dipraktekkan di dunia modern. Mbak Ule mencoba mengatasinya dengan bantuan bensin dan hasilnya tetap saja. Nyala sebentar lalu padam dan tak ada wowo, dunanges rasane. Bahkan dengan bantuan dipanasin di atas kompor-pun juga masih tak bisa menyala wowo-nya. Dan pada akhirnya datanglah pahlawan kemalaman yang membantu menyalakan api pembakaran. Ternyata kesalahannya adalah arang yang terlalu besar, jadilah mas pahlawan ini menggeprek arang-arang itu menjadi lebih kecil lagi dan hasilnya arang menjadi wowo.



Pahlawan kemalaman itu bernama mas Gading 

Wowo adalah hal paling krusial saat bakar-bakar
Yap, wowo adalah hal penting dan paling krusial yang sangat diperlukan saat kita bakar-bakar. Tanpa wowo kita akan njedir njegideg dan tak bisa wareg. Setelah wowo terbakar merata barulah saya bertugas menjadi operator pembakaran. Sosis paprika ayam saus barbeque menjadi menu yang disajikan buat teman-teman. Tak hanya itu, cukup banyak ternyata varian tusuk menusuk yang disajikan. Saking kreatifnya bahkan sampai ada sosis spiral, sate daging, sate ayam, hingga tulang bakar. Kentang dibungkus alumunium foil-pun tak mau kalah ambil bagian untuk berbagi panasnya wowo. 

Menanti detik-detik pergantian tahun baru, kami hanya duduk-duduk bercanda ngalor ngidul menertawakan kehidupan. Terdengar suara mercon dar der dor di angkasa dan kami pergi ke rumah sebelah yang untungya punya balkon dengan tangga berada diluar. Kami berdiri berjajar menikmati indahnya kembang api yang terlontar dari segala penjuru. Malam itu tahun masehi telah berganti angka menjadi 2014, tak ada resolusi, saya cuma ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Yang pasti saya bersyukur sekali bisa menjadi bagian dari keluarga besar perusahaan tempat saya bekerja sekarang. 

Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan dari malam penghujung tahun 2013 kemarin:
Sesungguhnya gosong itu eksotis
Mereka menunggu untuk dibakar dan disantap 






Dioles bumbu agar makin joss rasa jagung bakarnya


Ketika sisa daging masih banyak Chef Charis-pun beraksi
mbak Ule menambahkan arang 
This is shit, hasil kreasi menu dinner saya dan mb Riris







nb: Sepurane buat mas Prima, mas Adhib, mas Boni, mas Fendi dan mas-mas yang lain kalau nama kalian tidak saya cantumkan di tulisan atas, malam itu kita kurang berinteraksi jadinya rekaman memori yang saya terima kurang :) 

nb part 2: Hingga tulisan ini dipublikasikan, penulis belum membayar urunan sebesar Rp 45.000 kepada ibu Ule selaku koordinator konsumsi pembelanjaan anggaran malam tahun baru. *ngikik mlayu singitan njero jeding 




Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak

Postingan Populer